
Jurnal predator adalah jenis jurnal bajakan yang harus kamu hindari karena dapat mengancam reputasimu.
Bagi mahasiswa, dosen, atau peneliti pada umumnya, menerbitkan artikel ilmiah dalam jurnal berkualitas adalah salah satu indikator keberhasilan akademis yang penting.
Jadi, jangan sampai kamu terjebak jurnal predator. Yuk, pelajari lebih dalam lewat artikel berikut!
Apa Itu Jurnal Predator?
Dilansir dari Direktorat Pengembangan Akademik UIII, jurnal predator adalah jurnal yang tidak melibatkan proses peninjauan ilmiah atau jurnal yang terindikasi kualitasnya meragukan.
Artinya, jurnal tersebut tidak mematuhi standar etika dan kualitas ilmiah, baik untuk jurnal nasional maupun internasional.
Namun, jurnal predator memang lebih umum ditemui dalam publikasi jurnal internasional.
Biasanya, motif utama dari jurnal ini adalah untuk meraup keuntungan finansial dari biaya publikasi yang dibebankan kepada penulis.
Jurnal predator sering kali menargetkan peneliti yang ingin memublikasikan hasil penelitiannya dengan cepat.
Dengan menawarkan proses publikasi yang mudah dan cepat, mereka mampu menarik penulis yang kurang berpengalaman atau sedang dalam tekanan harus segera menerbitkan artikel ilmiah.
Ciri-Ciri Jurnal Predator
Agar lebih jelas seperti apa yang dimaksud dengan jurnal predator, berikut adalah beberapa ciri-ciri utama jurnal predator, dirangkum dari Hukum Online.
1. Proses publikasi yang cepat
Jurnal predator sering kali menjanjikan publikasi dalam waktu yang sangat singkat.
Mulai dari beberapa hari hingga minggu saja dari tanggal pengiriman artikel ilmiah.
Sementara itu, normalnya, penulis membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melalui proses publikasi ilmiah yang memang panjang, mulai dari 3-12 bulan.
Singkatnya waktu yang ditawarkan jurnal predator mengindikasikan bahwa mereka tidak melakukan peer review dengan benar.
2. Biaya publikasi tanpa transparansi
Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua jurnal yang mengenakan biaya sudah pasti jurnal predator.
Namun, jurnal predator sudah pasti mengenakan biaya pada penulisnya.
Ditambah lagi, kurangnya transparansi dan kejelasan dalam tahapan publikasinya.
Misalnya, tidak ada kejelasan mengenai kapan tanggal publikasi, tanggal penerimaan artikel, atau timeline peer review.
3. Ruang lingkup jurnal yang tidak jelas
Idealnya, satu jurnal mencakup rumpun ilmu atau isu yang spesifik dan jelas.
Sementara itu, pada jurnal predator, ruang lingkupnya sangat umum dan tidak fokus.
Sebagai contoh, mereka menamakan jurnalnya “International Journal of Modern Research” tanpa spesifikasi modern research di bidang apa.
Jadi, mereka tidak punya spesifikasi topik tertentu misalnya bidang hukum, ilmu komunikasi, ekonomi, dan lain sebagainya.
4. Banyak kesalahan pada ejaan dan tata bahasa
Ciri jurnal predator berikutnya yang biasa ditemui adalah banyaknya typo dan kesalahan penulisan.
Selain itu, mereka juga biasanya memiliki layout atau desain tata letak yang tidak profesional.
Hal ini dapat terjadi karena memang mereka tidak melakukan proses review dengan benar.
Informasi tentang editor dan dewan editorial juga sering kali tidak lengkap atau palsu.
5. Sering mengirim email spam & promosi
Jurnal predator biasanya mengirimkan banyak email kepada orang yang berpotensi menggunakan jasa mereka.
Email ini berupa penawaran publikasi dengan imbalan biaya tertentu, tanpa mempertimbangkan kualitas penelitian.
Beberapa orang mungkin saja tergiur dengan email ini, mengingat iming-iming waktu publikasi yang singkat.
6. Banyak artikel dalam satu nomor jurnal
Ciri berikutnya adalah terdapat banyak sekali artikel yang diterima dalam satu nomor jurnal.
Bahkan, dalam satu tahun, mereka menerbitkan banyak sekali nomor atau volume jurnal.
Dalam satu kali terbit, mereka juga biasanya memuat lebih banyak artikel.
Pada jurnal yang berkualitas, ini tidak memungkinkan karena tim editorial benar-benar harus menyeleksi dan melakukan peer review yang memakan waktu.
7. Ada tawaran bantuan pihak ketiga
Terakhir, mereka juga biasanya akan mengiming-imingi bantuan dari pihak ketiga untuk melancarkan publikasi jurnal, terutama untuk jurnal internasional.
Misalnya, mereka akan mengaku memiliki link ke jurnal internasional.
Padahal, jurnal yang kredibel tidak mungkin menawarkan pihak ketiga seperti itu.
Tips Menghindari Jurnal Predator
Agar tidak terjebak, berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari jurnal predator.
1. Periksa indeksasi jurnal
Pastikan jurnal yang Anda pilih terdaftar di database terpercaya, seperti:
- Scopus
- Web of Science
- DOAJ
Kamu juga dapat memeriksa reputasi jurnal melalui situs seperti Journal Citation Reports (JCR).
2. Teliti proses peer-review
Cari informasi mengenai proses peer-review jurnal tersebut.
Jurnal berkualitas biasanya menjelaskan proses peer-review mereka secara terbuka di situs web-nya.
3. Hindari jurnal yang sering mengirim email promosi
Kalau kamu sering menerima email yang menawarkan publikasi tanpa syarat yang jelas, jangan langsung tergiur, ya.
Coba lakukan riset mendalam sebelum membayar sejumlah uang apalagi sebelum mengirimkan naskah artikelmu.
4. Gunakan tools deteksi jurnal predator
Cara cepat untuk mendeteksi jurnal predator adalah menggunakan tools yang tersedia.
Tools yang bisa kamu gunakan antara lain https://beallslist.weebly.com/ atau menggunakan laporan dari Cabells’ Predatory Reports.
Melalui Beall’s List, kamu juga bisa mengetik nama publisher lalu mengecek kredibilitasnya.
5. Konsultasikan dengan kolega atau mentor
Menggunakan tools pendeteksi memang mudah dan cepat, namun tetap ada kemungkinan jurnal yang kamu cek tidak terdeteksi predator.
Jika kamu ragu, jalan keluar terakhir adalah mendiskusikan dengan kolega, dosen pembimbing, atau mentor akademis yang berpengalaman.
Dengan pengalaman mereka, diharapkan dapat membantumu melakukan riset lebih dalam dan menilai kredibilitas jurnal.